Senin, 02 November 2009

BAYI PEREMPUAN ITU BERNAMA AZARIA

Kami sekeluarga sedang berkumpul di rumah. Kebetulan hari Minggu. Kakak perempuanku satu-satunya yang baru menikah satu setengah tahun ynag lalu sekarang sedang mengandung anak pertamanya.
“Kapan ka, adeknya lahir? Aku udah nggak sabar nih lihat ponakanku.” tanyaku kepada kakak perempuanku.
Kami hanya dua bersaudara dan dua-duanya perempuan. Untung saja kakakku itu masih tinggal serumah denganku jadinya aku tidak kesepian. Yah walaupun kami sering ribut, tetapi aku sayang kakaku yang Cuma satu-satunya itu.
“Kata dokter sih kira-kira satu atau dua minggu lagi” jawab kakaku.
“Kamu ini, sekarang aja pengen cepet punya ponakan, emang nanti mau mengasunnya?” kata ibuku.
“Ah, ibu ini. ibu juga pengen cepet-cepet kan lihat cucunya?” balasku pada ibu.
kami semua memang menunggu kelahiran anak pertama kakakku. aku tidak pernah merasakan ada seorang bayi di rumahku kecuali kalau ada sepupu atau anak dari sepupuku. Pada sore harinya kakakku merasakan sakit yang hebat pada perutnya.
“Aduh mah….perutku terasa sakit.” Kata kakaku sambil merasakan perutnya mulas-mulas.
“Ya ampun nak, apa kamu akan melahirkan sekarang?” kata ibuku. Terlihat dari wajahnya ia sangat cemas.
“Ya sudah bawa sekarang ke rumah sakit.” Perintah ayahku.
“Kamu telepon Ririn, suruh dia menginap di sini menemani kamu.” Perintah ibuku padaku.
“Iyah bu.” Jawabku.
“Telepon aku ya bu kalau adeknya sudah lahir.” Pintaku pada ibu.
“Iya…jangan lupa kamu telepon sepupumu itu untuk menemani kamu.” Ibuku mengingatkan.
Ayah, ibu dan kakak iparku pergi ke rumah sakit untuk mngantarkan kakakku melahirkan. Tadinya aku ingin ikut, tapi besok aku ada UTS. Terpaksa aku menunggu di rumah di temani sepupuku. Akhirnya bayi yang kami nantikan itu lahir dan berjenis kelamin perempuan. Sesuai dengan permintaanku.
“kak, aku pengen ponakan perempuan, supaya bisa aku dandani.” Pernah suatu hari aku meminta pada kakaku.
Di kampus rasanya aku ingin cepat-cepat pulang. Tidak sabar melihat ponakanku.
“ Adeknya sudah lahir, perempuan.” ibuku mengabari aku lewat telepon.
“ Aku sudah tidak sabar melihat dia” kataku dalam hati.
Rasanya senang sekali, akhirnya aku punya keponakan. Perempuan lagi. Biasanya aku hanya melihat dari teman-temanku yang membawa adik atau keponakannya. Sekarang aku yang punya keponakan.
“Senangnya.” Pikirku
Sampai juga aku melihat keponakanku. Bayi yang masih merah, dia sangat lucu. Jari-jarinya yang kecil bergerak-gerak. Terlihat tak ada beban pada pikirannya. Sungguh tenang sekali melihatnya.
“Mau dikasih nama siapa kak?” tanyaku pada kakakku.
“Siapa yah????” kakakku berpikir.
Semua anggota keluargaku sibuk mencarikan nama untuk bayi merah yang baru lahir itu. Sampai- sampai ayah bayi itu menyiapkan buku daftar nama-nama beserta artinya. Mereka sibuk memikirkan nama yang mempunyai arti bagus untuk bayi merah itu.
“Bagaiman kalau di beri nama Amelia Saslsabila saja?” usul kaka iparku.
Mereka terus mencari nama yang cocok untuk bayi perempuan yang lucu itu. Ada yang mengusulkan nama Amelia, Kirana, Bianka.
“Bagaimana kalau diberi nama azaria Salsabila saja” masih usul dari kaka iparku.
“Memang apa arti dari nama itu?” Tanya ayahku.
Kemudian kakak iparku itu menjelaskan arti dari nama tersebut. Akhirnya nama itu pun di setujui oleh semua anggota keluargaku. Aku pun menyukai nama untuk keponakanku itu.
Sudah hampir setahun berlalu. Kini keponakanku kurang lebih berumur sebelas bulan. Walaupun kelakuannya sangat lucu dan menggemaskan, tetapi dia sering membuat aku kesal.misalnya saja ketika aku sedang mengerjakan tugas kuliahku, dia selalu menggangguku. Walaupun kesal, tetapi melihat tingkahnya yang lucu itu, aku sampai tidak bisa marah.
“Jangan sampai tugasku yang aku baru buat ini dirusak azaria.” pesanku pada kakak perempuanku dan ibuku yang sedang bermain dengan keponakanku
“Aku mau mandi dulu.” Kataku pada mereka.
Setelah aku selesai mandi aku melihat tugasku yang tadi aku simpan di meja, sedang dirobek-robek oleh keponakanku.
“Azariaaaaaaa…………….” Teriakku kesal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar